Banyak yang mikir jadi “kaya” berarti harus resign lalu jadi kreator penuh waktu atau artis TikTok viral. Padahal banyak Gen Z justru nambah penghasilan sembari tetap di pekerjaan utama. Strateginya: multiple income stream, sisi hustle, dan cara kerja cerdas. Yuk kita bedah gimana yang bisa kamu tiru mulai sekarang.
1. Gen Z Pilih Tambahan Income, Bukan Resign Dulu
Tren terbaru menunjukkan Gen Z makin praktis dalam ngejar pertumbuhan finansial: mereka lebih memilih return ke kantor kalau itu berarti gaji lebih gede, daripada ngejar fleksibel tanpa imbal balik. Ini membuktikan mereka serius soal cuan, bukan sekadar senang-senang.
Dan, lebih dari separuh Gen Z punya side hustle—baik untuk tambahan income, skill, maupun passion. Banyak yang berniat jaga hustle itu terus berjalan, bukan cuma temporary.
2. Side Hustle yang Benar-benar Workable
Karena fleksibel dan cepat balik modal, beberapa pilihan side hustle favorit Gen Z adalah digital product, tutorial online, atau konten kreator ringan.
Contohnya:
- Satu siswi kampus bikin digital guide pakai AI, langsung cuan tiap minggu.
- Buat digital product di platform seperti Canva – bisa hasilkan puluhan ribu cuma dari ponsel.
Semua ini bisa kamu mulai dari now, tanpa perlu modal besar atau investasi waktu berlebihan.
3. Freelance yang Bisa Jadi Karier Sampingan Nyata
Gak cuma nambah income, freelance bisa berubah jadi pekerjaan penuh—dengan kebebasan lebih dan gap apa pun bisa kamu isi.
Contohnya:
- Seorang musisi beralih jadi digital marketer dan udah bisa ambil proyek besar, hasilkan enam digit per tahun.
- Seorang baru lulus menyulap aktivitas freelance jadi Penghasilan lebih dari USD 90K setahun dari berbagai job fleksibel.
Jadi kalau kamu punya skill digital, ini peluang yang bisa dikembangkan step by step.
4. Gabung Gig Economy Tanpa Pressure Full Time
Skenario klasik: kerja tetap, plus kerja sampingan yang fleksibel kayak content creator, tutoring, atau gig digital lainnya. Inti strategi Gen Z sekarang: income tambahan, tetap balance sama mental.
Jika kamu punya akun medium/target audiens di medsos, monetisasi lewat ad space bisa sangat menguntungkan, apalagi kalau kontennya konsisten menarik followers.
5. Strategi Cerdas Sekaligus Aman
Kunci utamanya bukan soal resign, tapi playback “anak gila strategi”:
- Gunakan keahlian yang lo punya secara digital
- Pilih hustle yang bisa dikerjakan sambil kerja utama
- Optimalkan platform digital untuk marketing sederhana
- Alumni sisihkan waktu tetap untuk evaluasi progress
Dengan begitu kamu tetap aman finansial dan tetap produktif.
Kesimpulan: Kaya Bisa Dimulai dari Sini Tanpa Drama
Gen Z itu bukan generasi malas—mereka generasi strategis, nyari balance antara keamanan finansial dan kebebasan kreatif.
Mulai dari:
- Side hustle ringan tapi valid
- Freelance skill digital jadi career builder
- Monetisasi media digital yang kamu punya (contoh IG, blog, dsb)
Dengan mindset ini, “kaya” berarti punya kontrol keuangan, bukan cuma angka di akun bank.
FAQ
1. Harus resign dulu untuk bisa kaya?
Gak sama sekali. Banyak Gen Z nambah penghasilan sambil tetap kerja utama — efektif dan lebih aman.
2. Side hustle apa yang cocok untuk pemula?
Digital product, freelance skill (desain, nulis, marketing), atau jadi content creator ringan. Semua bisa mulai dengan skill yang ada.
3. Harus pakai AI atau tools mahal?
Enggak wajib. Tools AI bisa bantu, tapi kunci tetap effort dan strategi konten atau produk yang relevan.
4. Berapa banyak Gen Z punya side hustle sekarang?
Lebih dari setengah. Kebanyakan dimulai dari kebutuhan ekstra atau skill passion yang dikembangkan.
5. Apa risiko utama hustle saat kerja utama?
Waktu dan burnout. Pastikan kamu atur jadwal dengan bijak dan tetap prioritaskan kesehatan mental.
6. Modal utama buat mulai?
Skill, kemauan belajar, dan konsistensi. Digital marketplace atau platform fun seperti Canva sudah cukup jadi start point.